Selasa, 07 Desember 2010

makala 3


PENYUSUNAN KARYA ILMIAH


PENDAHULUAN

            Karangan ilmu pengetahuan itu dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu karangan ilmu pengetahuan yang sengaja ditujukan kepada masyarakat umum dan karangan yang ditujukan kepada golongan masyarakat tertentu (professional) yang biasanya bersifat ilmiah tinggi. Walaupun sifatnya tetap ilmiah, karangan ilmu pengetahuan untuk masyarakat umum atau karangan ilmu pengetahuan popular itu berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan yang teknik penyajiannya sederhana mengenai hal-hal tentang kehidupan sehari-hari. Karangan yang sengaja ditujukan untuk golongan masyarakat tertentu, biasanya golongan professional, berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan yang penyajiannya menggunakan istilah teknis mengenai hal-hal tentang teknik tinggi. Karangan yang termasuk jenis kedua ini adalah abstrak, timbangan buku, ringkasan, timbangan pustaka, skripsi, thesis, disertasi dan buku-buku serta jurnal yang semuanya membicarakan tentang ilmu pengetahuan.

1. ABSTRAK
a. Pengertian tentang abstrak
            Sebelum tahun 1990, abstrak tidak pernah dibuat, jumlah terbitan karya tulis ilmiah relative kecil dan pembaca sempat membaca seluruh naskah berulang kali. Akan tetapi setelah tahun 1990 jumlah terbitan jurnal bertambah sehingga pembaca tidak sempat membaca keseluruhan karangan. Sejak waktu itu abstrak diterbitkan bersama naskah asli, atau diterbitkan dalam jurnal abstrak khusus, sehingga kita cukup ‘lega’ membaca abstraknya saja.
            Abstrak ialah deskripsi singkat atau kondensasi suatu karangan. Dalam menulis abstrak kita mengikuti kompromi antara mengatakan segala sesuatu yang kita anggap harus dikatakan dan mengusahakan agar sesingkat-singkatnya seperti yang diharuskan. Walaupun abstrak bersifat semata-mata deskriptif atau semata-mata informative, namun biasanya abstrak bersifat kombinasi deskriptif dan informative. Dalam menulis abstrak kita selalu berhadapan dengan problem ‘mengimbangkan’ antara singkat versus mendetail, dan deskriptif versus informative.
            Untuk mencapai keseimbangan tersebut biasanya lebih baik menggunakan kerangka garis besar karangan daripada ulasan dalam uraian. Sebab, kerangka garis besar karangan dibuat mengikuti prinsip ‘subordinasi’ yaitu mendahulukan yang pokok disusul dengan yang kurang pokok.
            Dalam pengertian karya tulis ilmiah, suatu abstrak adalah perbyataan padat, sebagai pernyataan ulang, idea-idea yang paling penting yang berasal dari tulisan panjang atau suatu laporan. Abstrak itu memuat tema, maksud dan kesimpulan artikel asli. Abstrak dapat berbeda-beda panjangnya, dari satu buah kalimat sampai beberapa paragraph, yaitu tergantung tujuan abstrak dan panjang pendeknya naskah asli.

b. Istilah-istilah lain yang artinya identik dengan abstrak
            Istilah-istilah lain yang kira-kira bersamaan artinya dengan abstrak ialah ikhtisar, synopsis san kependekan.
i.                    Ikhtisar (epitome), berasal dari bahasa Grik: epitome – potongan pendek. Istilah ini jarang dipakai dalam karya tulis ilmiah. Arti ikhtisar ialah kependekan dari naskah asli. Ikhtisar berisi pernyataan-pernyataan tentang hal-hal pokok yang dimuat dalam sebuah buku atau laporan. Dalam menulis epitome maka penulis selain membuang bagian-bagian yang kurang penting juga merubah dan meringkas susunan pokok karangan asli.
ii.                  Sinopsis, adalah susunan matematis tentang hal-hal pokok, mungkin dalam bentuk kerangka, yang dengan sepintas lalu dapat dimengerti. Sinopsis berupa pandangan umum secara singkat dari karangan asli tanpa merubah susunannya.
iii.                Kependekan (‘abridgment’), adalah bentuk singkat naskah asli. Reader’s Digest biasanya memuat kependekan naskah asli. Kependekan itu berupa reduksi karangan asli. Karangan yang terlalu banyak memuat hal-hal yang mendetail itu dipadatkan, yaitu membuang bagian-bagian yang kurang penting, sedang isi pokok tetap tidak berubah, demikian pula susunan pokok karangan tetap.
Dalam abstrak dan ikhtisar, walaupun kata-kata dalam naskah asli boleh dipakai, namun biasanya pernyataan-pernyataan menggunakan istilah-istilah yang berbeda dari naskah yang asli.
Seperti definisinya, dalam membuat abstrak, penulis harus membatasinya sampai suatu pernyataan ulang idea-idea yang paling penting dari naskah asli. Sebagai pembuat abstrak,  anda bukan kritikus; anda tidak berkewajiban mengevaluasi naskah, atau memberikan pendapat mengenai sesuatu hal. Walaupun anda tidak setuju sama sekali terhadap kesimpulan-kesimpulannya, anda harus menyisihkan pendapat itu dari abstrak.
Timbangan buku yang sering juga disebut juga tinjauan buku, bukan merupakan abstrak, sebab menimbang sering melampaui batas kewajiban pembuat abstrak, yaitu memasukkan kritik-kritik dalam timbangannya.
Dalam menulis abstrak, mulailah dengan suatu pernyataan dari penulisnya yang mengendalikan maksud atau idea pusatnya. Masukkan semua hal-hal penting; susunlah dalam urutan yang sama; jangan merubah proporsi semula yaitu jangan mengurangi arti pentingnya atau menambah arti pentinganya ide-ide pokok. Dengan membuang idea pokok penting atau melebih-lebihkan ide yang kurang penting berarti akan memperoleh rekaman dan kesan-kesan yang salah dari naskah aslinya.

c. Kegunaan abstrak
            Bila abstrak terbit bersama-sama dengan naskah asli atau laporan (biasanya pada permulaaan), maka abstrak berguna sebagai ‘petunjuk depan’ bagi pembaca tentang isi karangan, sehingga pembaca dapat menentukan secara cepat apakah ia perlu atau harus membaca seluruh artikel. Bagi pembaca yang vkekurangan waktu, tidak perlu mambaca keseluruhan, tetapi cukup hanya membacanya dengan cepat.
            Kegunaan lain adalah memudahkan bagi pengumpul abstrak dan menerbitkan dalam indeks petunjuk.
            Bila abstrak diterbitkan dalam majalah berkala terpisah dari naskah asli atau laporan abstrak itu berguna bagi orang yang sibuk, karena orang itu dapat menyaring abstrak naskah dalam bidangnya dan menyimpannya terpisah dari penerbitan yang tidak terhitung jumlahnya itu. Abstrak karya tulis ilmiah teknis terbitan akhir-akhir tahun ini dapat ditemukan dalam terbitan khusus jurnal tertentu. Contoh : ‘Biological Abstracts’, ‘Helminthological Abstracts’, dan sebagainya.

d. Panjang abstrak
            Jika karya tulis itu akan diterbitkan bersama-sama abstraknya dalam suatu jurnal, maka panjang abstrak biasanya ditentukan oleh editor yang bersangkutan. Untuk suatu artikel yang terdiri dari 2 sampai 3 ribu kata atau kira-kira 5 sampai 7 halaman folio, renggang ganda, biasanya diminta suatu abstrak yang terdiri dari satu kalimat saja. Editor jurnal lain mungkin mengizinkan abstrak untuk artikel yang sama itu terdiri dari beberapa ratus kata (3 sampai 5 ratus kata). Umumnya untuk artikel teknis rata-rata panjang abstrak itu 1 sampai 3 persen dari naskah asli.
            Jika artikel asli ditentukan terpisah dari abstraknya, maka biasanya penulis artikel boleh memuat abstrak yang panjangnya sesuka hati. Namun abstrak yang panjangnya melebihi 3 persen panjang artikel biasanya dianggap terlalu panjang.

e. Prosedur pembuatan abstrak
            Abstrak mungkin anda tulis dari komposisi anda sendiri atau dari karya tulis orang lain. Jika anda menulis abstrak dari karya tulis anda sendiri, maka beberapa langkah dalam prosedur di bawah ini dapat ditinggalkan atau dipendekkan, oleh karena anda menganal benar material dan materinya dan memungkinkan anda melangkah langsung ke komposisi abstrak. Langkah-langkah pembuatan abstrak.
i.                    Membaca artikel
Pertama-tama bacalah artikel langsung sampai selesai, berusahalah meninjau keseluruhannya secara sepintas dan berusahalah mendapatkan maksud utama penulisnya.
ii. Mencatat fakta-fakta pokok
            Bacalah kembali artikel itu, berusalah mendapatkan bagian-bagian perencanaan dan dari tiap bagian dicatat kalimat-kalimat kunci. Jika artikel itu ditulis secara baik tidaklah sukar mengerjakan langkah ini. Tandailah tiap kalimat kunci itu.
iii. Membuat garis-garis besar rancangan
            Dari kalimat-kalimat kunci yang ditandai tersebut buatlah suatu garis besar artikel dalam bentuk singkat, mantic, hal-hal pokok dan barangkali bagian-bagiannya. Langkah ini perlu untuk menghindarkan pembuangan idea penting atau kesan keliru. Garis besar rancangan itu terdiri dari: Bab, Sub bab, Bagian dan Sub bagian, dan sebagainya.
iv. Menulis konsep abstrak
            Dengan idea-idea pokok yang ditemukan dan garis besar rancangan tersebut, anda dapat menulis konsep pertama. Konsep itu telah memuat idea-idea penting dan penjelasannya. Sampai langkah ini janganlah memperhitungkan panjangnya abstrak, yang penting anda mendapatkan hal-hal pokok yang disusun mantic serta tepat proporsinya.
v. Meluaskan atau meringkaskan konsep pertama
 

MENULIS LAPORAN ILMIAH



PENDAHULUAN

            Yang dimaksud dengan laporan ilmiah adalah pemecahan suatu problem atau jawaban suatu pertanyaan, yang didukung oleh fakta yang diperoleh dari atau yang dibuktikan benarnya oleh penulisnya. Laporan itu adalah bentuk prosa ilmiah yang dikembangkan untuk keperluan sain, kria dan usaha, dan biasanya ditulis atas permintaan, perintah atau jasa komisi, walaupun kadang-kadang laporan itu diterbitkan atas kehendak dan biaya penulisnya sendiri.

1. MACAM LAPORAN
            Informasi yang disajikan dalam laporan itu dapat bermacam-macam, yaitu: mungkin menyangkut pekerjaan yang sedang berlangsung atau yang sudah selesai; mungkin menyangkut hasil uji atau analisis suatu varietas benda; mungkin menyajikan hasil penelitian atau penyidikan. Karena besarnya jumlah variasi laporan, yang sifat-sifatnya tidak menentu, maka tidak mungkin diadakan klasifikasi, namun beberapa ahli condong untuk membagi macam-macam laporan itu sebagai berikut:
  1. Laporan periodis – diserahkan setiap periode reguler dan dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang status organisasi atau aktivitasnya. Laporan bulanan, triwulan, atau catur wulan atau tahunan oleh Kepala Bagian, Kepala Sekolah atau Pimpinan Persero kepada pemegang persero adalah contoh-contoh laporan periodis.
  2. Laporan kemajuan – diserahkan guna menyadiakan informasi tentang kemajuan suatu rencana usaha, seperti pembangunan bendungan, proyek penelitian.
  3. Laporan hasil uji – diserahkan guna menyediakan laporan tangan pertama tentang pengetahuan suatu benda (biasanya berupa kesimpulan), seperti kondisi suatu bangunan, pabrik atau sumber alam.
  4. Laporan rekomendasi – diserahkan guna menyediakan keterangan dasar atau pujian terhadap sesuatu guna pertimbangan dalam tindakan berikutnya, contoh: laporan tentang letak daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop, dan nasehat cara menaikkan efisiensinya.
  5. Laporan penelitian – diserahkan untuk memberitahu tentang penemuan yang tidak diketahui sebelumnya dan diperoleh dari percobaan, penyelidikan, kuesioner, data akumulasi, dan sebagainya.
Berbagai laboratorium lembaga penelitian, universitas, stasiun pertanian, stasiun meteorologi, kantor pemerintah, dan organisasi penelitian swasta secara tetap menerbitkan laporan-laporan itu.

2. CIRI-CIRI LAPORAN
            Mengingat tujuannya, selera pembacanya, bentuk dan sifatnya, laporan itu berbeda dari prosa ilmiah lainnya dalam aspek-aspek sebagai berikut:
a.       Pembacanya seorang atau sekumpulan orang tertentu.Laporan dibuat atas permintaan atau perintah. Mungkin juga laporan itu diserahkan atas prakarsa penulis untuk mendapat kritik dari ahli-ahli terkemuka. Adakalanya laporan berbentuk buku dan ditujukan kepada pembaca umum. Jika ditujukan kepada umum, biasanya laporan berbentuk panflet atau selebaran.
b.      Bentuk laporan yang disajikan atas permintaan atau perintah itu biasanya berupa laporan panjang yang terdiri dari: halaman judul, surat penyerahan, daftar isi, pandahuluan, uraian pokok, dan sering juga lampiran. Laporan pendek biasanya terdiri dari judul pokok dan nomor-nomor, dengan perlengkapan seperti biasa dalam surat-menyurat formal.
c.       Laporan itu bersifat sangat objektif, maksudnya terutama untuk menyajikan fakta. Jika ditarik kesimpulan, maka kesimpulan itu berupa induksi berdasar atas bukti spesifik. Jika dibuat suatu pujian atau rekomendasi maka pendapat pribadi atau prasangka harus dihindari jauh-jauh. Bila data laporan itu tidak cukup atau bertentangan satu dengan lainnya, maka pembaca dipersilahkan untuk menyadari bahwa konklusi dan rekomendasi yang disajikan bersifat tentatif.
d.      Bahasa dan nadanya formal. Kata ganti orang harus dihindari. Titik berat dan tekanannya tidak berdasarkan pendapat penyaji data atau “asal Bapak senang” yaitu agar pembaca terpenuhi seleranya. Seperti dalam karya tulis ilmiah, dalam laporan harus tidak ada ungkapan pergaulan, bahasa kasar atau makian, atau susunan kata dan ungkapan yang ceroboh.
e.       Judul, sub judul, dan sub-sub judul, disusun dan diatur dengan perencanaan yang mantik. Laporan yang disajikan dengan baik dapat digunakan sebagai acuan.

3. PERSYARATAN BAGI PEMBUAT LAPORAN
            Pada galipnya persyaratan bagi pembuat laporan ilmiah itu sama seperti yang bagi penulis karya tulis ilmiah lainnya, yaitu :
a.      Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
b.      Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dari pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat. Bila ada hal-hal yang tak lengkap, ia harus menyebutkan kekurangan-kekurangan itu dan apa sebabnya.
Semua fakta harus dicocokkan ulang. Satu kali saja pembaca laporan menemukan pernyataan salah, maka ia akan meragukan isi seluruh laporan. Pernyataan yang meragukan lebih baik dibuang saja, atau dijelaskan bahwa meragukan. Data yang meyakinkan tidak boleh dibuang.
c.       Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan, walaupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri. Pembuat laporan itu seperti sebuah ‘mesin pemikir’ yaitu bekerja tanpa nafsu dan prasangka yang dapat mengelirukan pengertiannya atau pernyataannya tentang fakta.
d.      Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subyek, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya satu dengan yang lain. Berdasar uraian itulah dengan cara induktif ia sampai kepada kesimpulan. Pelapor tidak boleh membuat kesamarataan berdasar beberapa data saja, atau membuang data yang ia anggap tidak mendukung konklusi yang diharapkannya, padahal data itu tidak meragukan.
e.       Kemampuan mengatur fakta secara sistematis. Penyajian laporan itu tidak harus diatur sistematis, mantik, supaya pembacanya tidak meragukan tentang suatu perencanaan dan penalarannya.
f.        Pengartian akan kebutuhan pembaca. Laporan itu disajikan untuk dibaca oleh seseorang atau beberapa orang (tim) yang spesifik. Apa yang dilaporkan, apa yang dibuang, istilah apa yang akan dipakai, apa yang dapat dianggap sebagai sudah semestinya, apa yang memerlukan lukisan dan penjelasan dan bagaimana menyusunnya, semuanya itu tergantung pembacanya.
Prinsip utama yang harus dipegang teguh oleh penulis laporan ialah bekerja secara konstan untuk menghemat tenaga mental pembacanya. Laporan ilmiah disesuaikan dengan situasinya. Pelajari segala sesuatunya terlebih dahulu untuk persiapan penulisan laporan ilmiah.

4. UNSUR-UNSUR KERANGKA LAPORAN ILMIAH
            Bentuk laporan ilmiah itu berbeda-beda, untuk kepentingan militer bentuknya berbeda dari laporan ilmiah formal dan sebagainya.
            Kerangka laporan ilmiah itu pada umumnya terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
a. Halaman Judul
            Halaman judul biasanya terdiri dari tiga atau empat bagian disusun dari atas ke bawah sebagai berikut:
i. Judul laporan
            Judul laporan terdiri terutama subyek saja, atau boleh juga didahului dengan ‘Laporan tentang’, ‘Laporan Kemajuan tentang’, ‘Laporan Tahunan tentang’, ‘Penelitian tentang’, dan sebagainya. Judul laporan berbeda dari judul buku, ialah : Judul laporan itu terutama dimaksudkan untuk memberikan informasi, dan diusahakan sependek mungkin. Tetapi jika tidak dapat memberi indikasi subyeknya, judul ditulis dengan beberapa kata bahkan boleh dengan 40 atau 50 kata. Untuk laporan yang lebih dipentingkan ialah lengkap dan bukan ringkas.
            Apabila judul terlalu panjang untuk dapat dimuat dalam satu baris, maka periksa ulanglah susunan kata-katanya, dan pisahkan tiap ungkapan penting pada baris tersendiri.
Contoh misal judul laporan:
Laporan tentang
SURVEI PENDAHULUAN
PENGELOLAAN PASCA PANEN TANAMAN PADI
di daerah
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Catatan: Huruf L dalam ‘laporan’ ditulis dengan huruf besar, sebab sebagai permulaan. Huruf kata-kata penghubung yang bukan kata mula ditulis dengan huruf kecil (Contoh: ‘di daerah’)

ii. Nama dan identitas penerima laporan
            Unsur ini tidak selalu ditulis. Jika ditulis, maka sebelumnya didahului dengan kata-kata ‘Diserahkan kepada’. Jika penerima laporan memiliki kedudukan resmi, tulislah kedudukan itu.
Contoh misal:
Diserahkan kepada
Prof. Dr. Purnawirawan, Direktur
Perencanaan Tanaman Bahan Makanan Nasional
            Nama dan identitas  penerima laporan itu tidak ditulis bila laporan ditujukan kepada masyarakat banyak dan tidak untuk pidato, atau untuk sesuatu organisasi.

iii. Nama dan identitas penulis
            Sebelum nama atau nama-nama penulis biasanya didahului dengan perkataan ‘Oleh’ dan diikuti oleh gelar atau ungkapan identitas. Contoh misal:
a)                                                               Oleh
Suyono Satroatmojo
Insinyur Konsultan
b)                                                               Oleh
Suyono Sastroatmojo
Insinyur Konsultan
dan
Pramono Adisusanto
Insinyur Perencana

iv. Tempat dan tanggal
            Di bagian bawah halaman ditulis tempat dan tanggal dalam dua baris terpisah. Contoh misal:
Mataram, N.T.B.
17 April 1977
Jika semua contoh misal di atas disatukan dalam satu halaman judul, maka bentuknya adalah sebagai berikut:







Laporan tentang
SURVEI PENDAHULUAN
PENGELOLAAN PASCA PANEN TANAMAN PADI
di daerah
KABUPATEN SUMBAWA BARAT





Diserahkan kepada
Prof. Dr. Purnawirawan, Direktur
Perencanaan Tanaman Bahan Makanan Nasional
di Jakarta





Oleh
Suyono Sastroatmojo
Insinyur Konsultan
dan
Pramono Adisusanto
Insinyur Perencana



Mataram, N.T.B.
17 April 1977

            Kerangka halaman judul itu harus “seimbang” yaitu: sumbu unsur-unsur halaman judul disusun vertikal dengan jarak antara secukupnya. Untuk mencari sumbu unsur judul, hitunglah jumlah huruf dan spasinya, kemudian tentukan tengah-tengahnya yaitu sumbu unsur. Sumbu unsur itu mungkin jatuh pada suatu huruf atau tepat pada suatu spasi.

b. Surat pemberian kuasa
            Atasan anda yang memberi perintah atau meminta agar anda membuat laporan atau nasabah anda yang menghendaki anda menyerahkan sebuah laporan ilmiah biasanya memberi surat kuasa kepada anda. Surat kuasa itu tidak lain adalah sebuah surat instruksi yang harus dikerjakan. Surat tersebut harus menyebutkan dengan jelas problem yang harus anda pecahkan atau pertanyaan yang harus anda jawab dalam suatu laporan. Surat tersebut harus dimuat dalam laporan tersebut. Surat pemberian kuasa yang jelas dan lengkap, dapat dipakai sebagai petunjuk memecahkan problem yang dihadapi ketika menulis laporan. Tulislah “Surat pemberian kuasa” di atas surat tersebut untuk membedakan dari surat penyerahan.

c. Surat penyerahan
            Surat penyerahan itu adalah surat formal yang berisi unsur-unsur konvensional surat biasa dengan judul “Surat penyerahan”.
            Surat penyerahan itu bukan bagian laporan itu sendiri. Surat itu semata-mata sebagai pengantar dan menemani laporan, dan sifatnya perorangan. Anda boleh menulis ucapan terima kasih, arti pentingnya sesuatu, tekanan pada hasil dan rekomendasi.

d. Daftar isi
            Dalam daftar isi ditunjukkan garis besar judul, sub judul laporan yang memberi gambaran dan petunjuk topik apa saja yang dilaporkan dan bagaimana susunannya. Dalam daftar isi tidak ditulis kata “Daftar isi”.

e. Pendahuluan
            Fungsi pendahuluan dalam laporan itu sama seperti fungsi abstrak dalam karya tulis ilmiah lainnya. Unsur-unsur dalam ‘Pendahuluan’ ialah: obyek laporan, cara dan wawasan atau sumber informasi, konklusi dan rekomendasi. Berbeda dari karya tulis ilmiah lain, dalam laporan unsur-unsur laporan itu ditulis sebagai sub judul, masing-masing ditulis secara lengkap tetapi ringkas, terdiri dari satu atau dua kalimat, dengan diberi sub judul atau nomor-nomor saja di depan unsur-unsur itu.
            Mulailah dalam pendahuluan itu pernyataan tentang obyek laporan atau penelitian. Abstrak harus bersifat informatif dan bukan perian. Cara dan wawasan penelitian ditulis secara ringkas kemudian secara singkat pula tulislah pengakuan dan ucapan terima kasih. Akhirnya tulislah kesimpulan dan rekomendasi secara singkat, jangan membuat ulangan-ulangan dalam pendahuluan laporan.

f. Tubuh laporan
            Isi tubuh laporan itu adalah sama seperti isi pendahuluan tetapi dijelaskan secara terperinci dan jika perlu menggunakan bahasa teknis. Tidak ada patokan dalam membuat garis besar rancangan tubuh laporan.
            Seperti buku ilmu pengetahuan sebuah laporan itu dapat dipakai sebagai acuan. Pembaca tidak perlu membaca dari permulaan sampai akhir. Oleh sebab itu tubuh laporan terdiri dari judul dan sub-judul yang diatur secara sistematis dan mantik sehingga hubungannya satu dengan yang lain jelas.
            Tubuh laporan dapat juga berisi material tubuh laporan yang berupa Tabel, Grafik, Lukisan cara, dan sebagainya. Kadang-kadang dalam tubuh laporan dicantumkan pula pernyataan pengakuan peminjaman informasi dan ucapan terima kasih.
            Berikut ini dijelaskan tentang kegunaan judul, sub-judul, dan sub-sub judul dalam tubuh laporan, kegunaan material laporan, dan keharusan mengakui meminjam informasi bagi penulis laporan ilmiah.


i. Penggunaan judul, sub-judul, dan sub-sub judul
            Jangan bimbang membuat banyak sub-judul dan sub-sub judul, bila tiap bagian memakai lebih dari 300 atau 600 kata. Jangan memakai judul laporan sebagai sub-judul.
            Semua judul, sub-judul atau sub-sub judul tidak boleh digunakan sebagai antesiden atau sebagai kata pendahuluan suatu kalimat dalam paragraf suatu introduksi. Pada permulaan paragraf suatu introduksi, tiap sub judul atau sub-sub judul itu harus diulang kata-katanya, sebagai contoh: bila sub-judulnya “Susunan organisasi”, tylislah ulang : “Susunan organisasi Koperasi Unit Desa yang diteliti…..”, tetapi bukan : “Seperti susunan organisasi K.U.D…..”.
Contoh lain: “Siklus hidup F.hepatica”, harus ditulis ulang: “Siklus hidup  F.hepatica itu adalah sangat majemuk….” Tetapi jangan: “Adalah sangat majemuk…”

ii. Penggunaan Tabel, Grafik, dan lukisan cara
            Untuk melengkapi informasi sebuah laporan ilmiah, maka anda dapat menggunakan: grafik lukisan cara (diagram) di antara kalimat-kalimat atau paragraf-paragraf.
            Tabel adalah perangkat pasangan angka-angka, tanda atau perincian yang disusun sedemikian, biasanya dalam kolom-kolom sejajar, untuk memudahkan dalam pemakaiannya sebagai acuan atau perbandingan.
            Grafik adalah diagram dan gambar yang dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan. Gambaran cara bisa berupa peta, sketsa, foto, yang menyajikan penampakan aktual suatu obyek, pemandangan dan sebagainya yang berguna untuk menambah efisiensi komunikasi.
            Dengan bahasa yang baik dan digunakan secara benar kadang-kadang komunikasi masih gagal juga. Bahasa adalah media yang sering tidak cukup efisien sebagai alat komunikasi, oleh karena itu kadang-kadang perlu dibantu atau dilengkapi dengan tabel, grafik dan gambaran cara. Sebaliknya hampir semua tabel, grafik dan gambaran cara itu memerlukan keterangan tertulis untuk laporan tertulis, atau keterangan lisan untuk laporan lisan.
iii. Pengakuan peminjaman informasi dan ucapan terima kasih
            Pengakuan dan ucapan terima kasih itu biasanya merupakan bagian dari tubuh laporan, jadi tidak ditulis sebagai judul tersendiri. Meskipun demikian sering pula pengakuan meminjam informasi dan ucapan terima kasih itu ditulis diluar tubuh laporan. Dalam laporan seperti halnya dalam karya tulis ilmiah yang lain, adalah perlu untuk menyatakan pengakuan dan ucapan terima kasih atas informasi itu dalam uraian pokok atau dalam catatan bawah atau dalam halaman tersendiri.

g. Kesimpulan
            isi kesimpulan itu sama seperti isi dalam pendahuluan, tetapi cara penyampaian dan kata-katanya berbeda, sebabnya ialah: pendahuluan ditulis untuk pembaca yang sibuk yang tidak mempunyai waktu membaca seluruh laporan, sedang kesimpulan ditulis untuk pembaca yang telah membaca uraian pokok dan dianggap ia telah mengenal benar-benar uraian pokok itu.
            Konklusi dan rekomendasi dalam pendahuluan itu tanpa disertai bukti, sedang dalam kesimpulan semua konklusi dan rekomendasi disertai bukti fakta acuan dalam uraian pokok.
            Konklusi adalah penyamarataan yang diperoleh dari data penelitian dan menunjuk kepada hal-hal yang telah lampau. Rekomendasi adalah pernyataan tentang sesuatu yang harus dikerjakan; jadi menunjuk kepada hal-hal yang akan datang, walaupun rekomendasi itu dibentuk berdasar pengalaman yang sudah-sudah.

h. Lampiran
            Bahan yang dilampirkan adalah yang penting  sebagai pelengkap laporan itu tetapi tidak penting atau terlalu banyak untuk dicantumkan dalam uraian pokok. Tabel, lembaran data, bagan, diagram, peta, foto, dan sebagainya, adalah bahan informasi yang menarik dalam hubungannya dengan uraian pokok, tetapi mungkin tidak perlu dicantumkan di dalamnya, dan karenanya dimasukkan dalam lampiran.
            Jika perlu tambahkan daftar isi di bawah judul “Lampiran” sebagai sub judul. Dan jika dipandang perlu, berilah acuan dalam uraian pokok tentang lampiran yang disertakan di belakang. Daftar isi di bawah judul “Lampiran” itu berisi petunjuk macam, jumlah dan nomor halaman, semua apa yang dilampirkan. Hal ini biasanya dikerjakan bila material lampiran itu banyak jumlahnya.

makala 2


METODE PENULISAN ILMIAH  KARYA TULIS
DI PERGURUAN TINGGI (DEGREE ORIENTED)

Karya tulis di perguruan tinggi mengemban dua misi, yaitu:
1.     Melatih pengembangan pola berfikir sistematis, tertib dan dapatdipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2.     Memberi sumbangan bagi pengembangan IPTEK.

Dilihat dari jenisnya karya tulis di PT dapat dibedakan menjadi makalah (term paper, class project, report, dll) dan laporan buku (review paper) yaitu karya tulis yang dibuat sebagai syarat kelulusan suatu mata kuliah, dan karya tulis yang dibuat untuk menyelesaikan pendidikan yaitu Skripsi (S1), Thesis (S2) dan Disertasi (S3).

Karya tulis yang dibuat pada tingkat pendidikan S1 (Skripsi) biasanya pengalihan (transfer of technology or knowledge) yaitu karya tulis yang didasarkan pada penelitian yang substansinya hanya merupakan pemindahan pengetahuan atau ilmu yang sudah diketahui untuk meningkatkan pemahamannya, umumnya tanpa atau sedikit mengandung peningkatan sumbangan ilmiah bermakna untuk kemajuan ilmu dan teknologi, biasanya menyangkut bidang industri.

Penulisan Makalah

Makalah : Karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup tertentu.
Karakteristik makalah:
1.     Kajian literature atau laporan pelaksanaan kegiatan yang sesuai deengan cakupan perkuliahan.
2.     Mendemonstrasikan pendalaman mahasiswa terhadap suatu permasalahan teoritik yang dikaji atau kemampuan mahasiswa menerapkan prosedur prinsip, teori yang berkaitan  dengan perkuliahan.
3.     Menunjukkan kemampuan pemahaman terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan.
4.     Mendemonstrasikan kemampuan meramu berbagai sumber informasi dalam suatu kesatuan sintesis yang utuh.

Jenis Makalah

Sebetulnya ada beberapa jenis makalah yang kita temui yaitu:
1.     Makalah atau artikel ilmiah berdasarkan hasil penelitian
2.     Makalah kerja yaitu makalah yang menyajikan data hasil penelitian tapi belum sampai pada simpulan
3.     Makalah  kajian berupa kajian awal atau Feasibility study
4.     Makalah deskriptif atau analisis
5.     Makalah posisi (gagasan, argumentasi)
6.     Makalah tanggapan (reaksi terhadap tulisan)

Namun dalam dunia pendidikan, hanya ada dua jenis makalah yang umum digunakan sebagai tugas kelas yaitu: makalah deskriptif atau disebut juga makalah biasa dan makalah posisi (argumentatif), sedangkan makalah tanggapan umumnya dilakukan dalam bentuk laporan buku atau laporan bab/artikel.


Sistematika Makalah


Pada umumnya suatu makalah terdiri dari:
1.     Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika uraian
2.     Isi, mendemonstrasikan kemampuan penulis dalam menjawab permasalahan yang diajukan. Bagian ini bias terdiri dari beberapa bagian sesuai keperluan.
3.     Simpulan, bagian ini merupakan simpulan dan bukan ringkasan. Simpulan dibuat berdasarkan analisis dan interpretasi dari hasil atau data-data yang ada.

Penulisan Laporan Buku


Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa terhadap suatu permasalahan, terkadang mahasiswa diberikan tugas paper yang bersumber pada satu Bab dalam buku teks, atau artikel ilmiah yang telah dipublikasikan dan memberikan komentar terhadap bab atau artikel ilmiah yang dimaksud.

Sistematika Laporan Buku


Pada umumnya suatu laporan buku terdirri dari:
1.     Pendahuluan yang berisi gambaran tentang hal yang dibahas dalam bab atau artikel yang dibahas
2.     Isi bab atau artikel, sebagai bukti pemahaman terhadap isi dari bab atau artikel yang dibaca
3.     Komentar
4.     Simpulan; dibuat berdasarkan analisis dan interpretasi dari isi bab atau artukel yang dibaca (bukan ringkasan!)

Cara membuat laporan buku, bab atau artikel
1.     Membaca bab atau artikel yang dibahas secara keseluruhan dengan berhati-hati dan cermat.
2.     Buat ringkasan dengan menuliskan poin-poin penting (ide utama, ide penunjang, keywords, dll)
3.     Usahakan untuk tidak memberikan pandangan ataau pendapat kita dalam ringkasan
4.     Memberikan penilaian secara objektif

Laporan

Definisi : Laporan adalah bentuk penyampaian dan penyajian fakta dan pemikiran yang berujung pada simpulan dan rekomendasi. Laporan harus memenuhi fungsi komunikatif.

Jenis Laporan:
Berdasarkan jenis konsumen, laporamn dapat dibedakan menjadi:
1.     Laporan kepada masyarakat umum (publik)
2.     Laporan kepada penyandang dana penelitian
3.     Laporan kepada masyarakat ilmiah (perguruan tinggi dan himpunan profesi)



Berdasarkan bentuknya, laporan dibagi menjadi:
1.     Laporan ilmiah (laporan lengkap)
2.     Artikel ilmiah (intisari dari laporan lengkap)
3.     Laporan ringkas/ summary report yang ditujukan kepada masyarakat umum
4.     Laporan untuk administrator atau pembuat keputusan misalnya TOR (term of reference), ringkasan temuan dan rekomendasi, perincian program dll

Isi laporan ilmiah:
1.     Pernyataan masalah yang ingin dipecahkan dalam penelitian
2.     Prosedur penelitian (disain penelitian, metode eksperimental, sample, teknik pengumpulan data, metode statistik dll)
3.     Hasil penelitian dan temuan-temuan
4.     Implikasi yang dapat ditarik dari penelitian tersebut
5.     Daftar Pustaka
6.     Lampiran


Strategi Penulisan yang Efektif

Ø Menggunakan kata-kata spesifik, konkrit dan tepat
Ø Menggunakan kata-kata dan isstilah yang mudah dipahami
Ø Menggunakan kata-kata sederhana dan langsung
Ø Menghindari jargon
Ø Menggunakan kalimat dan paragraph yang ringkas
Ø Menghindari penggunaan kata-kata dan ide yang tidak perlu.

Namun yang paling penting dalam penulisan yang efektif adalah latihan yang intensif.

Fungsi Bahasa dalam Karya Ilmiah


Ada empat fungsi penggunaan bahasa sebagai alat dalam menyampaikan buah pikiran
1.     Fungsi ekspresip; memakai bahasa untuk mengungkapkan keadaan internal individu, misalnya dalam percakapan sehari-hari
2.     Fungsi informatip, memakai bahasa untuk menyampaikan informasi kepada orang lain mengenai keadaan-keadaan eksternal misalnya berita di media massa
3.     Fungsi deskriftip; menjelaskan objek-objek dalam dunia eksternal
4.     Fungsi argumentatip, menyajikan dan menilai argumentasi dan penjelasan.

Dari keempat fungsi di atas, fungsi deskriptip dan fungsi argumentatip digunakan dalam penulisan ilmiah.







makala 1


MATERIAL BETON
KELEBIHAN DARI BETON
Hal ini disebabkan antara lain oleh kemudahan untuk dibuat menjadi berbagai bentuk, relatif tidak memerlukan tenaga yang sangat ahli dalam pembangunan, relatif tidak memerlukan perawatan pasca pembangunan yang berarti, dan dari segi ekonomis bahan beton adalah paling murah bila dibanding konstruksi baja atau kayu, lebih tahan terhadap bahaya kebakaran, serta relatif kaku.
KEKURANGAN DARI BETON
kekuatan tarik yang rendah, memerlukan bekisting dan penumpu saat konstruksi, perbandingan kekuatan terhadap berat yang relatif lebih rendah dan stabilitas volumenya relatif rendah.
BETON KEKUATAN BESAR
Perkembangan lebih lanjut dari teknologi beton adalah diperkenalkannya beton mutu tinggi dengan kuat tekan dapat mencapai 135 MPa, dan kuat tarik sebesar 12,5 MPa
JENIS2 BETON
Selain itu dikenal pula jenis-jenis beton lainnya seperti beton berserat (fiber concrete), beton ringan (light weight concrete), beton polimer (polymer concrete), latex modified concrete, gap-graded concrete, no-fines concrete, dan lain-lain.
ASOSISSI STANTAR RELEVAN
Selain itu ad beberapa standar yang relevan, seperti : BS (Inggris), DIN (Jerman), CEB-FIP (negara-negara Eropa), NZS (New Zealand), dan JIS (Jepang).
BETON DIDIFINISIKAN suatu bahan komposit yang terdiri atas semen, air, agregat halus, agregat kasar dan bahan tambahan bila ada, yang saling terikat satu dengan lainnya secara kimiawi oleh hasil hidrasi semen portland, membentuk suatu massa yang kaku dan keras.
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas beton bertulang sangat tergantung pada :
1.       Kualitas semen2.Kualitas air pencampur3.Kekuatan, kebersihan, bentuk, tekstur permukaan, komposisi kimia agregat4.Kualitas bahan tambahan bila ada5.Proporsi masing-masing bahan6.Cara pencampuran, pengecoran, pemadatan7.Cara perawatan (suhu dan kelembaban)9Interaksi lekatan (adhesi) antara mortar dan agregat kasar10.Umur beton11.Kecepatan pembebanan
Fungsi semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga membentuk suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara di antara butir-butir agregat
Bahan mineral utama untuk semen adalah:
1.       Lime (CaO) dari batu kapur (limestone) ,2 Silica (SiO2) dari clay,3 Alumina (Al2O3) dari clay
Jenis semen:
1.        Semen non hidrolik
Semen non hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, tetapi dapat mengeras di udaran. Contoh: kapur.
2.        Semen hidrolik
Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras di dalam air. Contoh
A.Semen pozzolan
Pozzolan adalah sejenis bahan yang mengandung silisium atau aluminium, yang tidak mempunyai sifat penyemenan serta merupakan
bahan ikat yang mengandung silika amorf, yang apabila icampur dengan kapur akan membentuk benda padat yang keras
B.Semen terak
Semen terak adalah semen hidrolik yang sebagian besar terdiri dari suatu campuran seragam serta kuat dari terak tanur kapur tinggi dan kapur tohor. Sekitar 60% beratnya berasal dari terak tanur tinggi
C.Semen alam
Semen alam dihasilkan melalui pembakaran batu kapur yang mengandung lempung pada suhu lebih rendah dari suhu pengerasan
D,Semen portland
Semen portland didefinisikan sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik,
Proses pembuatan semen portland dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Pada proses basah, sebelum dibakar bahan dicampur dengan air (slurry) dan digiling hingga berupa bubur halus. Proses basah umumnya dilakukan jika yang diolah merupakan bahan-bahan lunak seperti kapur dan lempung. Bubur halus yang dihasilkan selanjutnya dimasukkan dalam oven berbentuk silinder yang dipasang miring (ciln). Suhu ciln ini sedikit demi sedikit dinaikkan dan diputar dengan kecepatan tertentu. Bahan akan mengalai perubahan sedikit demi sedikit akibat naiknya suhu dan akibatnya terjadi sliding di dalam ciln. Pada suhu 100°C air mulai menguap, pada suhu 850°C karbondioksida dilepaskan. Pada suhu sekitar 1400°C, berlangsung permulaan perpaduan di daerah pembakaran, di mana akan terbentuk klinker yang terdiri dari senyawa kalsium silikat dan kalsium aluminat. Klinker tersebut selanjutnya didinginkan, kemudian dihaluskan menjadi butir halus dan ditambah dengan bahan gipsum.

Proses kering biasanya digunakan untuk jenis batuan yang lebih keras misalnya untuk batu kapur jenis shale. Pada proses ini bahan dicampur dan digiling dalam keadaan kering menjadi bubuk kasar. Selanjutnya, bahan tersebut dimasukkan ke dalam ciln dan proses selanjutnya sama dengan proses basah.
Berkaitan dengan masalah keawetan (durability) beton, maka dibedakan atas lima tipe semen, yaitu:
Tipe I
:
Semen biasa (normal) digunakan untuk beton yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan, seperti sulfat, perbedaan suhu yang ekstrim.
Tipe II
:
Digunakan untuk pencegahan terhadap serangan sulfat dari lingkungan, seperti untuk struktur bawah tanah.
Tipe III
:
Beton yang dihasilkan mempunyai waktu perkerasan yang cepat (high early strength).
Tipe IV
:
Beton yang dibuat akan memberikan panas hidrasi rendah, cocok untuk pekerjaan beton massa.
Tipe V
:
Semen ini cocok untuk beton yang menahan serangan sulfat dengan kadar tinggi.

Sifat fisika semen portland:
Kehalusan butiran
Kehalusan butiran semen mempengaruhi proses hidrasi. Waktu pengikatan (setting time) menjadi semakin lama jika butir semen lebih kasar.
Kehalusan butir semen yang tinggi dapat mengurangi terjadinya bleeding atau naiknya air ke permukaan, tetapi menambah kecenderungan beton untuk menyusut lebih banyak dan mempermudah terjadinya retak susut.
Kepadatan atau berat jenis (density)
Berat jenis semen yang disyaratkan oleh ASTM adalah 3,15 Mg/m3. kepadatan akan berpengaruh pada proporsi semen dalam campuran.
Konsistensi
Konsistensi semen portland berpengaruh pada saat pencampuran awal, yaitu pada saat terjadi pengikatan sampai pada saat beton mengeras.
Waktu pengikatan (setting time)
Waktu ikat adalah waktu yang diperlukan semen untuk mengeras, terhitung mulai bereaksi dengan air dan menjadi pasta semen hingga pasta semen cukup kaku untuk menahan tekanan.
Panas hidrasi
Panas hidrasi adalah panas yang terjadi pada saat semen bereaksi dengan air, yang dipengaruhi oleh jenis semen yang dipakai dan kehalusan butir semen.
Keutuhan atau kekalan
pada pasta semen yang telah mengeras merupakan suatu ukuran yang menyatakan kemampuan pengembangan bahan-bahan campurannya dan kemampuan untuk mempertahankan volume setelah pengikatan terjadi.
Kekuatan
Pengujian kekuatan semen dilakukan dengan cara membuat mortar semen pasir. Pengujian kekuatan dapat berupa uji tekan, tarik dan lentur.
Air
Air diperlukan untuk pembuatan beton bertulang agar terjadi reaksi hidrasi dan digunakan untuk membasahi agregat. Normalnya, air minum dapat digunakan untuk bahan campuran beton. Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, zat organis
Agregat
Agregat untuk beton terdiri atas agregat halus (pasir) dan agregat kasar. Volume agregat hampir mencapai 60-80% dari volume total beton. Agregat harus bergradasi sedemikian rupa sehingga seluruh massa beton dapat berfungsi sebagai benda yang utuh, homogen dan rapat, di mana agregat yang berukuran kecil berfungsi sebagai pengisi celah yang ada di antara agregat berukuran besar. Dengan gradasi yang baik dan kompak akan menghasilkan beton yang lebih ekonomis dan memberikan kekuatan yang lebih tinggi
Agregat yang dapat dipakai untuk beton harus memenuhi syarat antara lain:
1.Bersih dari zat organik.2Tidak bercampur dengan tanah / lumpur.3Bebas dari sifat penyerapan secara kimia.4Mempunyai ikatan yang baik dengan pasta.distribusi / gradasi ukuran agregat memenuhi ketentuan yang berlaku
Beberapa jenis agregat kasar adalah:
Batu pecah alami ,Batu kerikil (natural gravel),Agregat kasar buatan (artificial coarse aggreg,Heavy weight and nuclear shielding aggregate
Agregat halus (pasir) dapat dibedakan atas:
Pasir sungai,Pasir gunung,Pasir laut,Pasir dari batu pecah,Pasir kwarsa
Klasifikasi agregat berdasarkan bentuknya:
Agregat bulat,Agregat tidak teratur,Agregat bersudut,Agregat panjang,Agregat pipih dan panjang
Klasifikasi agregat berdasarkan tekstur permukaannya:
halus (glassy),Berbutir (granular),Kasar,Cristalline,Berbentuk sarang lebah
Sifat mekanik agregat:
Gaya lekat (bond)
Bentuk dan tekstur permukaan agregat mempengaruhi kekuatan beton, terutama untuk beton berkekuatan tinggi, kekuatan lentur lebih dipengaruhi daripada kekuatan tekan
Kekuatan
Kekuatan agregat yang dibutuhkan pada beton umumnya lebih tinggi dari kekuatan betonnya sendiri
Toughness
Toughness didefinisikan sebagai daya tahan agregat terhadap kehancuran akibat beban impak.
Hardness
Hardness adalah daya tahan terhadap keausan agregat, merupakan sifat yang penting bagi beton yang digunakan untuk jalan atau permukaan lantai yang harus memikul lalu lintas berat.
Sifat-sifat agregat dalam campuran beton
Serapan air,Kadar air ,Berat jenis dan daya serap agregat,Gradasi agregat,Hubungan antara pori dalam mortar dan beton dengan kekuatan,Modulus kehalusan butir, Ketahanan kimia
Fungsi dari bahan tambahan adalah memodifikasi perilaku beton.
 Beberapa alasan penggunaan bahan tambah:
Memodifikasi beton segar, mortar dan grouting
a.        Menambah sifat kemudahan pekerjaan tanpa menambah kandungan atau mengurangi kandungan air dengan sifat pengerjaan yang sama.
b.        Menghambat atau mempercepat waktu pengikatan awal dari campuran beton.
c.         Mengurangi atau mencegah secara preventif penurunan atau perubahan volume beton.
d.        Mengurangi segregasi
e.        Mengembangkan dan meningkatkan sifat penetrasi dan beton segar.
f.         Mengurangi kehilangan nilai slump.
Memodifikasi beton keras, mortar dan grouting
a.        Menghambat atau mengurangi ekolusi panas selama pengerasan awal
b.        Mempercepat laju pengembangan kekuatan beton pada umur awal.
c.         Menambah kekuatan beton
d.        Menambah sifat keawetan beton atau ketahanan dari serangan sulfat
e.        Mengurangi kapilaritas air
f.         Mengurangi sifat permeabilitas
g.        Mengontrol pengembangan yang disebabkan oleh reaksi dari alkali termasuk alkali dalam agregat.
h.        Menghasilkan struktur beton yang baik
i.          Menambah kekuatan ikatan beton bertulang
j.          Mengembangkan ketahanan gaya impact (berulang) dan ketahanan abrasi
k.        Mencegah korosi yang terjadi pada baja (embedded metal)
l.          Menghasilkan warna tertentu pada beton
Ada dua jenis bahan tambahan yaitu:
1,Bahan tambahan kimia (chemical admixtures)
Bahan admixtures yang dapat larut dalam air digolongkan sebagai chemical admixtures.
2.Bahan tambahan mineral (mineral admixtures)
Mineral admixtures dapat bersifat semen, pozzolanik atau kedua-duanya. Bahan ini dapat digunakan sebagai bahan pengganti sebagian berat semen dalam campuran beton. Contoh: silica fume, abu terbang (fly ash), bahan-bahan pozolan dan bahan-bahan bersifat semen.
ada tujuh tipe bahan tambahan kimia, yaitu:
Tipe E: water reducing and accelerating admixtures
Water reducing and accelerating admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat pengikatan awal.
Tipe F: water reducing, high range admixtures
Water reducing, high range admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih.
Tipe G: water reducing, high range and retarding
Water reducing, high range and retarding admixtures adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih dan juga untuk menghambat pengikatan beton.
Beberapa bahan tambah mineral adalah pozzolan, fly ash, slag, dan Keuntungan penggunaan bahan tambah mineral adalah:silica fume.
1.       Memperbaiki kinerja workability
2.       Mengurangi panas hidrasi
3.       Mempertinggi kekuatan tekan beton
4.       Mengurangi penyusutan
5.       Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton
6.       Mengurangi biaya pekerjaan beton
7.       Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
8.       Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
9.       Mempertinggi keawetan beton
Bahan tambahan mineral dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu:
Bahan dengan reaktifitas rendah
Penggunaan bahan ini semata-mata hanya untuk meningkatkan workability (kelecakan), misalnya batu kapur, dolinite, quartz, bentonite, dam lain-lain.
Bahan bersifat semen
Bahan ini seperti semen, yaitu dapat mengeras bila tersedia air. Penggunaan bahan ini dapat meningkatkan kekuatan beton, seperti : hydraulic lime dan blast-furnace slag.
Bahan pozolan
Bahan ini tidak akan mengeras sendiri, namun bila tersedia semen (CaOH2) akan mengalami reaksi, seperti : silica fume dan abu terbang.
Perancangan Campuran Beton Mutu Normal Berdasarkan ACI Committee 211
Langkah 1. Pemilihan angka slump
Langkah 2. Pemilihan ukuran maksumum agregat kasar
Untuk volume agregat yang sama, penggunaan agregat dengan gradasi yang baik dan ukuran maksimum yang besar akan menghasilkan rongga yang lebih sedikit daripada penggunaan agregat dengan ukuran maksimum agregat yang lebih kecil. Hal ini akan menyebabkan penurunan kebutuhan mortar dalam setiap satuan volume beton.
Dasar pemilihan ukuran agregat maksimum dikaitkan dengan dimensi struktur, dengan ketentuan sebagai berikut:
1.D lebih besar sama dengan 1/5 Lebar terkecil di antara dua tepi bekisting
2.  D lebih besar sama dengan 1/3 tebal pelat lantai
3.  D lebih besar sama dengan j3/4 arak bersih antar tulangan
Langkah 3. Estimasi kebutuhan air pencampur dan kandungan udara
Jumlah air pencampur per satuan volume beton yang dibutuhkan untuk menghasilkan nilai slump tertentu sangat tergantung pada ukuran maksimum agregat, bentuk serta gradasi agregat dan juga pada jumlah kebutuhan kandungan udara pada campuran
Langkah 4. Pemilihan nilai perbandingan air semen
Langkah 5. Perhitungan kandungan semen
Langkah 6. Estimasi kandungan agregat kasar
Langkah 7. Estimasi kandungan agregat halus
Langkah 8. Koreksi kandungan air pada agregat
Langkah 9. Trial mix
Besi Tulangan
Telah dijelaskan bahwa beton lemah terhadap gaya tarik. Penggunaan besi tulangan dalam beton, dimaksudkan untuk menahan tegangan tarik yang terjadi
Kontribusi besi tulangan terhadap mutu beton bertulang ditentukan oleh:
1.       Diameter, jenis dan mutu besi tulangan.
2.       Interaksi lekatan antara mortar dengan besi tulangan.
Akibat Gaya Tekan
Seperti apa yang telah dijelaskan bahwa beton merupakan suatu bahan yang komposit yaitu terdiri dari matrik (mortar) dan inclusion (agregat kasar)
Akibat Gaya Tarik
Kuat tarik beton bervariasi antara 5-10% dari kuat tekannya. Nilai ini sangat tergantung pada metoda uji tarik yang dilakukan. Perilaku tegangan-regangan akibat beban tarik adalah linier sampai terjadi retak yang biasanya langsung diikuti oleh keruntuhan benda uji.
Akibat Beban Biaksial
Beban biaksial akan bekerja pada dua arah yang saling tegak lurus dan pada arah yang ketiga tidak terjadi tegangan atau deformasinya tidak tertahan,
Akibat Beban Triaksial
Akibat beban triaksial, keruntuhan disebabkan oleh retak tarik yang sejajar tegangan tekan maksimum dan tegak lurus regangan tarik maksimum (jika terjadi), atau keruntuhan akibat geser
Modulus ElastisitasKarena kurva tegangan-regangan beton adalah kurva linier pada taraf pembebanan awal, maka modulus elastisitas (modulus Young) dari bahan ini adalah garis singgung dari kurva tegangan-regangan pada titik pusatnya
Susut (Shrinkage)
Susut didefinisikan sebagai suatu proses perpendekan beton saat beton mengalami pengerasan dan pengeringan akibat suhu tetap. Susut terjadi akibat hilangnya lapisan air adsorbsi dari permukaan partikel pasta semen (proses difusi). Besarnya susut sangat tergantung pada komposisi beton:
a.        Hadirnya agregat kasar atau menghalangi sekaligus mengurangi susut.
b.        w/c yang besar akan mempengaruhi susut.
c.         Semen yang sangat halus akan membutuhkan banyak air, sehingga akan mempengaruhi susut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya susut pengeringan:
1Agregat,2Faktor air-semen,3Ukuran elemen beton,4Kondisi lingkungan,5Banyaknya penulangan,6Bahan tambahan pada campuran betonJenis semen
Rangkak (Creep)
Rangkak (creep) adalah penambahan regangan terhadap waktu akibat adanya beban yang bekerja. Deformasi awal akibat beban adalah regangan elastis, sedangkan regangan tambahan akibat beban yang sama disebut regangan rangkak