Selasa, 07 Desember 2010

makala 3


PENYUSUNAN KARYA ILMIAH


PENDAHULUAN

            Karangan ilmu pengetahuan itu dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu karangan ilmu pengetahuan yang sengaja ditujukan kepada masyarakat umum dan karangan yang ditujukan kepada golongan masyarakat tertentu (professional) yang biasanya bersifat ilmiah tinggi. Walaupun sifatnya tetap ilmiah, karangan ilmu pengetahuan untuk masyarakat umum atau karangan ilmu pengetahuan popular itu berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan yang teknik penyajiannya sederhana mengenai hal-hal tentang kehidupan sehari-hari. Karangan yang sengaja ditujukan untuk golongan masyarakat tertentu, biasanya golongan professional, berisi pembicaraan tentang ilmu pengetahuan yang penyajiannya menggunakan istilah teknis mengenai hal-hal tentang teknik tinggi. Karangan yang termasuk jenis kedua ini adalah abstrak, timbangan buku, ringkasan, timbangan pustaka, skripsi, thesis, disertasi dan buku-buku serta jurnal yang semuanya membicarakan tentang ilmu pengetahuan.

1. ABSTRAK
a. Pengertian tentang abstrak
            Sebelum tahun 1990, abstrak tidak pernah dibuat, jumlah terbitan karya tulis ilmiah relative kecil dan pembaca sempat membaca seluruh naskah berulang kali. Akan tetapi setelah tahun 1990 jumlah terbitan jurnal bertambah sehingga pembaca tidak sempat membaca keseluruhan karangan. Sejak waktu itu abstrak diterbitkan bersama naskah asli, atau diterbitkan dalam jurnal abstrak khusus, sehingga kita cukup ‘lega’ membaca abstraknya saja.
            Abstrak ialah deskripsi singkat atau kondensasi suatu karangan. Dalam menulis abstrak kita mengikuti kompromi antara mengatakan segala sesuatu yang kita anggap harus dikatakan dan mengusahakan agar sesingkat-singkatnya seperti yang diharuskan. Walaupun abstrak bersifat semata-mata deskriptif atau semata-mata informative, namun biasanya abstrak bersifat kombinasi deskriptif dan informative. Dalam menulis abstrak kita selalu berhadapan dengan problem ‘mengimbangkan’ antara singkat versus mendetail, dan deskriptif versus informative.
            Untuk mencapai keseimbangan tersebut biasanya lebih baik menggunakan kerangka garis besar karangan daripada ulasan dalam uraian. Sebab, kerangka garis besar karangan dibuat mengikuti prinsip ‘subordinasi’ yaitu mendahulukan yang pokok disusul dengan yang kurang pokok.
            Dalam pengertian karya tulis ilmiah, suatu abstrak adalah perbyataan padat, sebagai pernyataan ulang, idea-idea yang paling penting yang berasal dari tulisan panjang atau suatu laporan. Abstrak itu memuat tema, maksud dan kesimpulan artikel asli. Abstrak dapat berbeda-beda panjangnya, dari satu buah kalimat sampai beberapa paragraph, yaitu tergantung tujuan abstrak dan panjang pendeknya naskah asli.

b. Istilah-istilah lain yang artinya identik dengan abstrak
            Istilah-istilah lain yang kira-kira bersamaan artinya dengan abstrak ialah ikhtisar, synopsis san kependekan.
i.                    Ikhtisar (epitome), berasal dari bahasa Grik: epitome – potongan pendek. Istilah ini jarang dipakai dalam karya tulis ilmiah. Arti ikhtisar ialah kependekan dari naskah asli. Ikhtisar berisi pernyataan-pernyataan tentang hal-hal pokok yang dimuat dalam sebuah buku atau laporan. Dalam menulis epitome maka penulis selain membuang bagian-bagian yang kurang penting juga merubah dan meringkas susunan pokok karangan asli.
ii.                  Sinopsis, adalah susunan matematis tentang hal-hal pokok, mungkin dalam bentuk kerangka, yang dengan sepintas lalu dapat dimengerti. Sinopsis berupa pandangan umum secara singkat dari karangan asli tanpa merubah susunannya.
iii.                Kependekan (‘abridgment’), adalah bentuk singkat naskah asli. Reader’s Digest biasanya memuat kependekan naskah asli. Kependekan itu berupa reduksi karangan asli. Karangan yang terlalu banyak memuat hal-hal yang mendetail itu dipadatkan, yaitu membuang bagian-bagian yang kurang penting, sedang isi pokok tetap tidak berubah, demikian pula susunan pokok karangan tetap.
Dalam abstrak dan ikhtisar, walaupun kata-kata dalam naskah asli boleh dipakai, namun biasanya pernyataan-pernyataan menggunakan istilah-istilah yang berbeda dari naskah yang asli.
Seperti definisinya, dalam membuat abstrak, penulis harus membatasinya sampai suatu pernyataan ulang idea-idea yang paling penting dari naskah asli. Sebagai pembuat abstrak,  anda bukan kritikus; anda tidak berkewajiban mengevaluasi naskah, atau memberikan pendapat mengenai sesuatu hal. Walaupun anda tidak setuju sama sekali terhadap kesimpulan-kesimpulannya, anda harus menyisihkan pendapat itu dari abstrak.
Timbangan buku yang sering juga disebut juga tinjauan buku, bukan merupakan abstrak, sebab menimbang sering melampaui batas kewajiban pembuat abstrak, yaitu memasukkan kritik-kritik dalam timbangannya.
Dalam menulis abstrak, mulailah dengan suatu pernyataan dari penulisnya yang mengendalikan maksud atau idea pusatnya. Masukkan semua hal-hal penting; susunlah dalam urutan yang sama; jangan merubah proporsi semula yaitu jangan mengurangi arti pentingnya atau menambah arti pentinganya ide-ide pokok. Dengan membuang idea pokok penting atau melebih-lebihkan ide yang kurang penting berarti akan memperoleh rekaman dan kesan-kesan yang salah dari naskah aslinya.

c. Kegunaan abstrak
            Bila abstrak terbit bersama-sama dengan naskah asli atau laporan (biasanya pada permulaaan), maka abstrak berguna sebagai ‘petunjuk depan’ bagi pembaca tentang isi karangan, sehingga pembaca dapat menentukan secara cepat apakah ia perlu atau harus membaca seluruh artikel. Bagi pembaca yang vkekurangan waktu, tidak perlu mambaca keseluruhan, tetapi cukup hanya membacanya dengan cepat.
            Kegunaan lain adalah memudahkan bagi pengumpul abstrak dan menerbitkan dalam indeks petunjuk.
            Bila abstrak diterbitkan dalam majalah berkala terpisah dari naskah asli atau laporan abstrak itu berguna bagi orang yang sibuk, karena orang itu dapat menyaring abstrak naskah dalam bidangnya dan menyimpannya terpisah dari penerbitan yang tidak terhitung jumlahnya itu. Abstrak karya tulis ilmiah teknis terbitan akhir-akhir tahun ini dapat ditemukan dalam terbitan khusus jurnal tertentu. Contoh : ‘Biological Abstracts’, ‘Helminthological Abstracts’, dan sebagainya.

d. Panjang abstrak
            Jika karya tulis itu akan diterbitkan bersama-sama abstraknya dalam suatu jurnal, maka panjang abstrak biasanya ditentukan oleh editor yang bersangkutan. Untuk suatu artikel yang terdiri dari 2 sampai 3 ribu kata atau kira-kira 5 sampai 7 halaman folio, renggang ganda, biasanya diminta suatu abstrak yang terdiri dari satu kalimat saja. Editor jurnal lain mungkin mengizinkan abstrak untuk artikel yang sama itu terdiri dari beberapa ratus kata (3 sampai 5 ratus kata). Umumnya untuk artikel teknis rata-rata panjang abstrak itu 1 sampai 3 persen dari naskah asli.
            Jika artikel asli ditentukan terpisah dari abstraknya, maka biasanya penulis artikel boleh memuat abstrak yang panjangnya sesuka hati. Namun abstrak yang panjangnya melebihi 3 persen panjang artikel biasanya dianggap terlalu panjang.

e. Prosedur pembuatan abstrak
            Abstrak mungkin anda tulis dari komposisi anda sendiri atau dari karya tulis orang lain. Jika anda menulis abstrak dari karya tulis anda sendiri, maka beberapa langkah dalam prosedur di bawah ini dapat ditinggalkan atau dipendekkan, oleh karena anda menganal benar material dan materinya dan memungkinkan anda melangkah langsung ke komposisi abstrak. Langkah-langkah pembuatan abstrak.
i.                    Membaca artikel
Pertama-tama bacalah artikel langsung sampai selesai, berusahalah meninjau keseluruhannya secara sepintas dan berusahalah mendapatkan maksud utama penulisnya.
ii. Mencatat fakta-fakta pokok
            Bacalah kembali artikel itu, berusalah mendapatkan bagian-bagian perencanaan dan dari tiap bagian dicatat kalimat-kalimat kunci. Jika artikel itu ditulis secara baik tidaklah sukar mengerjakan langkah ini. Tandailah tiap kalimat kunci itu.
iii. Membuat garis-garis besar rancangan
            Dari kalimat-kalimat kunci yang ditandai tersebut buatlah suatu garis besar artikel dalam bentuk singkat, mantic, hal-hal pokok dan barangkali bagian-bagiannya. Langkah ini perlu untuk menghindarkan pembuangan idea penting atau kesan keliru. Garis besar rancangan itu terdiri dari: Bab, Sub bab, Bagian dan Sub bagian, dan sebagainya.
iv. Menulis konsep abstrak
            Dengan idea-idea pokok yang ditemukan dan garis besar rancangan tersebut, anda dapat menulis konsep pertama. Konsep itu telah memuat idea-idea penting dan penjelasannya. Sampai langkah ini janganlah memperhitungkan panjangnya abstrak, yang penting anda mendapatkan hal-hal pokok yang disusun mantic serta tepat proporsinya.
v. Meluaskan atau meringkaskan konsep pertama
 

MENULIS LAPORAN ILMIAH



PENDAHULUAN

            Yang dimaksud dengan laporan ilmiah adalah pemecahan suatu problem atau jawaban suatu pertanyaan, yang didukung oleh fakta yang diperoleh dari atau yang dibuktikan benarnya oleh penulisnya. Laporan itu adalah bentuk prosa ilmiah yang dikembangkan untuk keperluan sain, kria dan usaha, dan biasanya ditulis atas permintaan, perintah atau jasa komisi, walaupun kadang-kadang laporan itu diterbitkan atas kehendak dan biaya penulisnya sendiri.

1. MACAM LAPORAN
            Informasi yang disajikan dalam laporan itu dapat bermacam-macam, yaitu: mungkin menyangkut pekerjaan yang sedang berlangsung atau yang sudah selesai; mungkin menyangkut hasil uji atau analisis suatu varietas benda; mungkin menyajikan hasil penelitian atau penyidikan. Karena besarnya jumlah variasi laporan, yang sifat-sifatnya tidak menentu, maka tidak mungkin diadakan klasifikasi, namun beberapa ahli condong untuk membagi macam-macam laporan itu sebagai berikut:
  1. Laporan periodis – diserahkan setiap periode reguler dan dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang status organisasi atau aktivitasnya. Laporan bulanan, triwulan, atau catur wulan atau tahunan oleh Kepala Bagian, Kepala Sekolah atau Pimpinan Persero kepada pemegang persero adalah contoh-contoh laporan periodis.
  2. Laporan kemajuan – diserahkan guna menyadiakan informasi tentang kemajuan suatu rencana usaha, seperti pembangunan bendungan, proyek penelitian.
  3. Laporan hasil uji – diserahkan guna menyediakan laporan tangan pertama tentang pengetahuan suatu benda (biasanya berupa kesimpulan), seperti kondisi suatu bangunan, pabrik atau sumber alam.
  4. Laporan rekomendasi – diserahkan guna menyediakan keterangan dasar atau pujian terhadap sesuatu guna pertimbangan dalam tindakan berikutnya, contoh: laporan tentang letak daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop, dan nasehat cara menaikkan efisiensinya.
  5. Laporan penelitian – diserahkan untuk memberitahu tentang penemuan yang tidak diketahui sebelumnya dan diperoleh dari percobaan, penyelidikan, kuesioner, data akumulasi, dan sebagainya.
Berbagai laboratorium lembaga penelitian, universitas, stasiun pertanian, stasiun meteorologi, kantor pemerintah, dan organisasi penelitian swasta secara tetap menerbitkan laporan-laporan itu.

2. CIRI-CIRI LAPORAN
            Mengingat tujuannya, selera pembacanya, bentuk dan sifatnya, laporan itu berbeda dari prosa ilmiah lainnya dalam aspek-aspek sebagai berikut:
a.       Pembacanya seorang atau sekumpulan orang tertentu.Laporan dibuat atas permintaan atau perintah. Mungkin juga laporan itu diserahkan atas prakarsa penulis untuk mendapat kritik dari ahli-ahli terkemuka. Adakalanya laporan berbentuk buku dan ditujukan kepada pembaca umum. Jika ditujukan kepada umum, biasanya laporan berbentuk panflet atau selebaran.
b.      Bentuk laporan yang disajikan atas permintaan atau perintah itu biasanya berupa laporan panjang yang terdiri dari: halaman judul, surat penyerahan, daftar isi, pandahuluan, uraian pokok, dan sering juga lampiran. Laporan pendek biasanya terdiri dari judul pokok dan nomor-nomor, dengan perlengkapan seperti biasa dalam surat-menyurat formal.
c.       Laporan itu bersifat sangat objektif, maksudnya terutama untuk menyajikan fakta. Jika ditarik kesimpulan, maka kesimpulan itu berupa induksi berdasar atas bukti spesifik. Jika dibuat suatu pujian atau rekomendasi maka pendapat pribadi atau prasangka harus dihindari jauh-jauh. Bila data laporan itu tidak cukup atau bertentangan satu dengan lainnya, maka pembaca dipersilahkan untuk menyadari bahwa konklusi dan rekomendasi yang disajikan bersifat tentatif.
d.      Bahasa dan nadanya formal. Kata ganti orang harus dihindari. Titik berat dan tekanannya tidak berdasarkan pendapat penyaji data atau “asal Bapak senang” yaitu agar pembaca terpenuhi seleranya. Seperti dalam karya tulis ilmiah, dalam laporan harus tidak ada ungkapan pergaulan, bahasa kasar atau makian, atau susunan kata dan ungkapan yang ceroboh.
e.       Judul, sub judul, dan sub-sub judul, disusun dan diatur dengan perencanaan yang mantik. Laporan yang disajikan dengan baik dapat digunakan sebagai acuan.

3. PERSYARATAN BAGI PEMBUAT LAPORAN
            Pada galipnya persyaratan bagi pembuat laporan ilmiah itu sama seperti yang bagi penulis karya tulis ilmiah lainnya, yaitu :
a.      Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang dilaporkan. Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan pengalaman orang lain.
b.      Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan pertanyaan tak terjawab bagi pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat ditarik dari pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat. Bila ada hal-hal yang tak lengkap, ia harus menyebutkan kekurangan-kekurangan itu dan apa sebabnya.
Semua fakta harus dicocokkan ulang. Satu kali saja pembaca laporan menemukan pernyataan salah, maka ia akan meragukan isi seluruh laporan. Pernyataan yang meragukan lebih baik dibuang saja, atau dijelaskan bahwa meragukan. Data yang meyakinkan tidak boleh dibuang.
c.       Bersifat objektif. Pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan, walaupun konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan, bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri. Pembuat laporan itu seperti sebuah ‘mesin pemikir’ yaitu bekerja tanpa nafsu dan prasangka yang dapat mengelirukan pengertiannya atau pernyataannya tentang fakta.
d.      Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan. Laporan itu adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subyek, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukkan kaitannya satu dengan yang lain. Berdasar uraian itulah dengan cara induktif ia sampai kepada kesimpulan. Pelapor tidak boleh membuat kesamarataan berdasar beberapa data saja, atau membuang data yang ia anggap tidak mendukung konklusi yang diharapkannya, padahal data itu tidak meragukan.
e.       Kemampuan mengatur fakta secara sistematis. Penyajian laporan itu tidak harus diatur sistematis, mantik, supaya pembacanya tidak meragukan tentang suatu perencanaan dan penalarannya.
f.        Pengartian akan kebutuhan pembaca. Laporan itu disajikan untuk dibaca oleh seseorang atau beberapa orang (tim) yang spesifik. Apa yang dilaporkan, apa yang dibuang, istilah apa yang akan dipakai, apa yang dapat dianggap sebagai sudah semestinya, apa yang memerlukan lukisan dan penjelasan dan bagaimana menyusunnya, semuanya itu tergantung pembacanya.
Prinsip utama yang harus dipegang teguh oleh penulis laporan ialah bekerja secara konstan untuk menghemat tenaga mental pembacanya. Laporan ilmiah disesuaikan dengan situasinya. Pelajari segala sesuatunya terlebih dahulu untuk persiapan penulisan laporan ilmiah.

4. UNSUR-UNSUR KERANGKA LAPORAN ILMIAH
            Bentuk laporan ilmiah itu berbeda-beda, untuk kepentingan militer bentuknya berbeda dari laporan ilmiah formal dan sebagainya.
            Kerangka laporan ilmiah itu pada umumnya terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:
a. Halaman Judul
            Halaman judul biasanya terdiri dari tiga atau empat bagian disusun dari atas ke bawah sebagai berikut:
i. Judul laporan
            Judul laporan terdiri terutama subyek saja, atau boleh juga didahului dengan ‘Laporan tentang’, ‘Laporan Kemajuan tentang’, ‘Laporan Tahunan tentang’, ‘Penelitian tentang’, dan sebagainya. Judul laporan berbeda dari judul buku, ialah : Judul laporan itu terutama dimaksudkan untuk memberikan informasi, dan diusahakan sependek mungkin. Tetapi jika tidak dapat memberi indikasi subyeknya, judul ditulis dengan beberapa kata bahkan boleh dengan 40 atau 50 kata. Untuk laporan yang lebih dipentingkan ialah lengkap dan bukan ringkas.
            Apabila judul terlalu panjang untuk dapat dimuat dalam satu baris, maka periksa ulanglah susunan kata-katanya, dan pisahkan tiap ungkapan penting pada baris tersendiri.
Contoh misal judul laporan:
Laporan tentang
SURVEI PENDAHULUAN
PENGELOLAAN PASCA PANEN TANAMAN PADI
di daerah
KABUPATEN SUMBAWA BARAT
Catatan: Huruf L dalam ‘laporan’ ditulis dengan huruf besar, sebab sebagai permulaan. Huruf kata-kata penghubung yang bukan kata mula ditulis dengan huruf kecil (Contoh: ‘di daerah’)

ii. Nama dan identitas penerima laporan
            Unsur ini tidak selalu ditulis. Jika ditulis, maka sebelumnya didahului dengan kata-kata ‘Diserahkan kepada’. Jika penerima laporan memiliki kedudukan resmi, tulislah kedudukan itu.
Contoh misal:
Diserahkan kepada
Prof. Dr. Purnawirawan, Direktur
Perencanaan Tanaman Bahan Makanan Nasional
            Nama dan identitas  penerima laporan itu tidak ditulis bila laporan ditujukan kepada masyarakat banyak dan tidak untuk pidato, atau untuk sesuatu organisasi.

iii. Nama dan identitas penulis
            Sebelum nama atau nama-nama penulis biasanya didahului dengan perkataan ‘Oleh’ dan diikuti oleh gelar atau ungkapan identitas. Contoh misal:
a)                                                               Oleh
Suyono Satroatmojo
Insinyur Konsultan
b)                                                               Oleh
Suyono Sastroatmojo
Insinyur Konsultan
dan
Pramono Adisusanto
Insinyur Perencana

iv. Tempat dan tanggal
            Di bagian bawah halaman ditulis tempat dan tanggal dalam dua baris terpisah. Contoh misal:
Mataram, N.T.B.
17 April 1977
Jika semua contoh misal di atas disatukan dalam satu halaman judul, maka bentuknya adalah sebagai berikut:







Laporan tentang
SURVEI PENDAHULUAN
PENGELOLAAN PASCA PANEN TANAMAN PADI
di daerah
KABUPATEN SUMBAWA BARAT





Diserahkan kepada
Prof. Dr. Purnawirawan, Direktur
Perencanaan Tanaman Bahan Makanan Nasional
di Jakarta





Oleh
Suyono Sastroatmojo
Insinyur Konsultan
dan
Pramono Adisusanto
Insinyur Perencana



Mataram, N.T.B.
17 April 1977

            Kerangka halaman judul itu harus “seimbang” yaitu: sumbu unsur-unsur halaman judul disusun vertikal dengan jarak antara secukupnya. Untuk mencari sumbu unsur judul, hitunglah jumlah huruf dan spasinya, kemudian tentukan tengah-tengahnya yaitu sumbu unsur. Sumbu unsur itu mungkin jatuh pada suatu huruf atau tepat pada suatu spasi.

b. Surat pemberian kuasa
            Atasan anda yang memberi perintah atau meminta agar anda membuat laporan atau nasabah anda yang menghendaki anda menyerahkan sebuah laporan ilmiah biasanya memberi surat kuasa kepada anda. Surat kuasa itu tidak lain adalah sebuah surat instruksi yang harus dikerjakan. Surat tersebut harus menyebutkan dengan jelas problem yang harus anda pecahkan atau pertanyaan yang harus anda jawab dalam suatu laporan. Surat tersebut harus dimuat dalam laporan tersebut. Surat pemberian kuasa yang jelas dan lengkap, dapat dipakai sebagai petunjuk memecahkan problem yang dihadapi ketika menulis laporan. Tulislah “Surat pemberian kuasa” di atas surat tersebut untuk membedakan dari surat penyerahan.

c. Surat penyerahan
            Surat penyerahan itu adalah surat formal yang berisi unsur-unsur konvensional surat biasa dengan judul “Surat penyerahan”.
            Surat penyerahan itu bukan bagian laporan itu sendiri. Surat itu semata-mata sebagai pengantar dan menemani laporan, dan sifatnya perorangan. Anda boleh menulis ucapan terima kasih, arti pentingnya sesuatu, tekanan pada hasil dan rekomendasi.

d. Daftar isi
            Dalam daftar isi ditunjukkan garis besar judul, sub judul laporan yang memberi gambaran dan petunjuk topik apa saja yang dilaporkan dan bagaimana susunannya. Dalam daftar isi tidak ditulis kata “Daftar isi”.

e. Pendahuluan
            Fungsi pendahuluan dalam laporan itu sama seperti fungsi abstrak dalam karya tulis ilmiah lainnya. Unsur-unsur dalam ‘Pendahuluan’ ialah: obyek laporan, cara dan wawasan atau sumber informasi, konklusi dan rekomendasi. Berbeda dari karya tulis ilmiah lain, dalam laporan unsur-unsur laporan itu ditulis sebagai sub judul, masing-masing ditulis secara lengkap tetapi ringkas, terdiri dari satu atau dua kalimat, dengan diberi sub judul atau nomor-nomor saja di depan unsur-unsur itu.
            Mulailah dalam pendahuluan itu pernyataan tentang obyek laporan atau penelitian. Abstrak harus bersifat informatif dan bukan perian. Cara dan wawasan penelitian ditulis secara ringkas kemudian secara singkat pula tulislah pengakuan dan ucapan terima kasih. Akhirnya tulislah kesimpulan dan rekomendasi secara singkat, jangan membuat ulangan-ulangan dalam pendahuluan laporan.

f. Tubuh laporan
            Isi tubuh laporan itu adalah sama seperti isi pendahuluan tetapi dijelaskan secara terperinci dan jika perlu menggunakan bahasa teknis. Tidak ada patokan dalam membuat garis besar rancangan tubuh laporan.
            Seperti buku ilmu pengetahuan sebuah laporan itu dapat dipakai sebagai acuan. Pembaca tidak perlu membaca dari permulaan sampai akhir. Oleh sebab itu tubuh laporan terdiri dari judul dan sub-judul yang diatur secara sistematis dan mantik sehingga hubungannya satu dengan yang lain jelas.
            Tubuh laporan dapat juga berisi material tubuh laporan yang berupa Tabel, Grafik, Lukisan cara, dan sebagainya. Kadang-kadang dalam tubuh laporan dicantumkan pula pernyataan pengakuan peminjaman informasi dan ucapan terima kasih.
            Berikut ini dijelaskan tentang kegunaan judul, sub-judul, dan sub-sub judul dalam tubuh laporan, kegunaan material laporan, dan keharusan mengakui meminjam informasi bagi penulis laporan ilmiah.


i. Penggunaan judul, sub-judul, dan sub-sub judul
            Jangan bimbang membuat banyak sub-judul dan sub-sub judul, bila tiap bagian memakai lebih dari 300 atau 600 kata. Jangan memakai judul laporan sebagai sub-judul.
            Semua judul, sub-judul atau sub-sub judul tidak boleh digunakan sebagai antesiden atau sebagai kata pendahuluan suatu kalimat dalam paragraf suatu introduksi. Pada permulaan paragraf suatu introduksi, tiap sub judul atau sub-sub judul itu harus diulang kata-katanya, sebagai contoh: bila sub-judulnya “Susunan organisasi”, tylislah ulang : “Susunan organisasi Koperasi Unit Desa yang diteliti…..”, tetapi bukan : “Seperti susunan organisasi K.U.D…..”.
Contoh lain: “Siklus hidup F.hepatica”, harus ditulis ulang: “Siklus hidup  F.hepatica itu adalah sangat majemuk….” Tetapi jangan: “Adalah sangat majemuk…”

ii. Penggunaan Tabel, Grafik, dan lukisan cara
            Untuk melengkapi informasi sebuah laporan ilmiah, maka anda dapat menggunakan: grafik lukisan cara (diagram) di antara kalimat-kalimat atau paragraf-paragraf.
            Tabel adalah perangkat pasangan angka-angka, tanda atau perincian yang disusun sedemikian, biasanya dalam kolom-kolom sejajar, untuk memudahkan dalam pemakaiannya sebagai acuan atau perbandingan.
            Grafik adalah diagram dan gambar yang dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan. Gambaran cara bisa berupa peta, sketsa, foto, yang menyajikan penampakan aktual suatu obyek, pemandangan dan sebagainya yang berguna untuk menambah efisiensi komunikasi.
            Dengan bahasa yang baik dan digunakan secara benar kadang-kadang komunikasi masih gagal juga. Bahasa adalah media yang sering tidak cukup efisien sebagai alat komunikasi, oleh karena itu kadang-kadang perlu dibantu atau dilengkapi dengan tabel, grafik dan gambaran cara. Sebaliknya hampir semua tabel, grafik dan gambaran cara itu memerlukan keterangan tertulis untuk laporan tertulis, atau keterangan lisan untuk laporan lisan.
iii. Pengakuan peminjaman informasi dan ucapan terima kasih
            Pengakuan dan ucapan terima kasih itu biasanya merupakan bagian dari tubuh laporan, jadi tidak ditulis sebagai judul tersendiri. Meskipun demikian sering pula pengakuan meminjam informasi dan ucapan terima kasih itu ditulis diluar tubuh laporan. Dalam laporan seperti halnya dalam karya tulis ilmiah yang lain, adalah perlu untuk menyatakan pengakuan dan ucapan terima kasih atas informasi itu dalam uraian pokok atau dalam catatan bawah atau dalam halaman tersendiri.

g. Kesimpulan
            isi kesimpulan itu sama seperti isi dalam pendahuluan, tetapi cara penyampaian dan kata-katanya berbeda, sebabnya ialah: pendahuluan ditulis untuk pembaca yang sibuk yang tidak mempunyai waktu membaca seluruh laporan, sedang kesimpulan ditulis untuk pembaca yang telah membaca uraian pokok dan dianggap ia telah mengenal benar-benar uraian pokok itu.
            Konklusi dan rekomendasi dalam pendahuluan itu tanpa disertai bukti, sedang dalam kesimpulan semua konklusi dan rekomendasi disertai bukti fakta acuan dalam uraian pokok.
            Konklusi adalah penyamarataan yang diperoleh dari data penelitian dan menunjuk kepada hal-hal yang telah lampau. Rekomendasi adalah pernyataan tentang sesuatu yang harus dikerjakan; jadi menunjuk kepada hal-hal yang akan datang, walaupun rekomendasi itu dibentuk berdasar pengalaman yang sudah-sudah.

h. Lampiran
            Bahan yang dilampirkan adalah yang penting  sebagai pelengkap laporan itu tetapi tidak penting atau terlalu banyak untuk dicantumkan dalam uraian pokok. Tabel, lembaran data, bagan, diagram, peta, foto, dan sebagainya, adalah bahan informasi yang menarik dalam hubungannya dengan uraian pokok, tetapi mungkin tidak perlu dicantumkan di dalamnya, dan karenanya dimasukkan dalam lampiran.
            Jika perlu tambahkan daftar isi di bawah judul “Lampiran” sebagai sub judul. Dan jika dipandang perlu, berilah acuan dalam uraian pokok tentang lampiran yang disertakan di belakang. Daftar isi di bawah judul “Lampiran” itu berisi petunjuk macam, jumlah dan nomor halaman, semua apa yang dilampirkan. Hal ini biasanya dikerjakan bila material lampiran itu banyak jumlahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar